Sabtu, 24 Maret 2012

Tomcat Mewabah, Siapa yang Salah?




Setelah tahun 2011 lalu wabah ulat bulu menyerang wilayah Indonesia. Sekarang Tomcat mulai menyerang warga Indonesia. Tomcat sebenarnya tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda lainnya.

Dalam tubuh Tomcat, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra sekalipun! Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai aederin.

Sebetulnya kumbang Paederus itu tidak bermaksud menyerang. Namun, saat merasa terganggu Tomcat akan mengeluarkan racun paederin yang menyebabkan kulit manusia meradang dan melepuh serta gatal.  Bahkan hanya dalam beberapa saat, toksin bisa merusak kulit.


Penyebab dari wabah Tomcat ini tidak lain dan tidak bukan karena tidak ke-tidak seimbangan ekosistem. Habitat dari Tomcat berada di tempat-tempat yang lembab seperti sawah, rawa dan hutan mangrove. Jika ekosistem dari Tomcat rusak, maka  Tomcat akan mencari habitat baru. berikut penyebak rusaknya ekosistem Tomcat.
1.     Rantai Makanan Putus
Padi - Wereng - Tomcat - Burung – Pengurai.
Dalam rantai makanan, Tomcat sebagai konsumen tingkat 2 memangsa Hama Wereng kemudian dimangsa oleh Burung. Jadi apabila populasi burung berkurang, maka populasi Tomcat akan meningkat. Populasi burung mulai berkurang karena sering diburu oleh manusia baik untuk dimakan ataupun untuk komersial.

2.    2.      Rusaknya Habitat Tomcat
Tomcat sangat menyukai tempat-tempat yang lembab seperti sawah, rawa atau hutan mangrove.Maraknya pembukaan lahan baru, mengakibatkan lahan untuk menanam Mangrove menjadi sangat sempit.
Di akhir musim hujan atau saat panen, padi diambil dan berpengaruh pada populasi wereng. Ini akan mengganggu habitat kumbang tersebut. Saat akhir musim hujan, tomcat sudah dalam tahap dewasa atau imago. Serangga sudah bisa terbang mencari makan sehingga ketika habitat terganggu, maka serangga jenis kumbang tersebut akan terbang mencari habitat baru. Saat terbang itulah mungkin kumbang yang tertarik cahaya ini menemukan lokasi serangan di rumah-rumah warga.

0 komentar:

Posting Komentar