Setelah tahun 2011 lalu
wabah ulat bulu menyerang wilayah Indonesia. Sekarang Tomcat mulai menyerang warga Indonesia. Tomcat sebenarnya tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan
mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit
manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada
benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda lainnya.
Dalam tubuh Tomcat, terdapat cairan yang
diduga 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra sekalipun! Cairan hemolimf
atau toksin ini disebut sebagai aederin.
Sebetulnya
kumbang Paederus itu tidak bermaksud menyerang. Namun, saat merasa terganggu
Tomcat akan mengeluarkan racun paederin yang menyebabkan kulit manusia meradang
dan melepuh serta gatal. Bahkan hanya dalam beberapa saat, toksin bisa merusak
kulit.
Penyebab dari wabah
Tomcat ini tidak lain dan tidak bukan karena tidak ke-tidak seimbangan
ekosistem. Habitat dari Tomcat berada di tempat-tempat yang lembab seperti
sawah, rawa dan hutan mangrove. Jika ekosistem dari Tomcat rusak, maka
Tomcat akan mencari habitat baru. berikut penyebak rusaknya ekosistem
Tomcat.
1.
Rantai Makanan Putus
Padi - Wereng - Tomcat - Burung – Pengurai.
Dalam rantai makanan, Tomcat sebagai konsumen
tingkat 2 memangsa Hama Wereng kemudian dimangsa oleh Burung. Jadi apabila
populasi burung berkurang, maka populasi Tomcat akan meningkat. Populasi burung
mulai berkurang karena sering diburu oleh manusia baik untuk dimakan ataupun
untuk komersial.
2. 2. Rusaknya Habitat Tomcat
Tomcat sangat menyukai tempat-tempat yang lembab seperti sawah,
rawa atau hutan mangrove.Maraknya pembukaan lahan baru, mengakibatkan
lahan untuk menanam Mangrove menjadi sangat sempit.
Di akhir
musim hujan atau saat panen, padi diambil dan berpengaruh pada populasi wereng.
Ini akan mengganggu habitat kumbang tersebut. Saat akhir musim hujan, tomcat sudah dalam tahap
dewasa atau imago. Serangga sudah bisa terbang mencari makan sehingga ketika
habitat terganggu, maka serangga jenis kumbang tersebut akan terbang mencari
habitat baru. Saat terbang itulah
mungkin kumbang yang tertarik cahaya ini menemukan lokasi serangan di
rumah-rumah warga.